Jakarta, jurnalpijar.com —
Badan Dirgantara dan Eksplorasi Jepang (JAXA) kehilangan kontak dengan pesawat luar angkasa, Akatsuki, di planet Venus. Akatsuki adalah satu-satunya pesawat luar angkasa yang mengorbit Venus.
JAXA mengonfirmasi dalam tweet di X (sebelumnya Twitter) bahwa mereka kehilangan kontak dengan Akatuski. Menurut JAXA, pertemuan terakhir dengan Akatsuki terjadi pada akhir April.
“ISAS kehilangan kontak dengan Akatsuki setelah misi pada akhir April karena hilangnya prosedur kendali dan saat ini sedang berusaha membangun kembali komunikasi dengan pesawat ruang angkasa tersebut,” kata JAXA dalam tweet tanggal 29 Mei.
Akatsuki adalah misi Jepang yang bertujuan mempelajari iklim Venus. Saat ini, Akatsuki adalah satu-satunya kapal luar angkasa yang aktif mengorbit di seluruh dunia.
Pesawat luar angkasa senilai US$300 juta (setara Rp4,8 triliun) ini diluncurkan pada tahun 2010. Namun, Akatsuki mengalami awal yang buruk dalam eksplorasi luar angkasanya karena tidak dapat mengorbit Venus karena masalah pada mesin utamanya.
Namun tim misi berhasil melakukan upaya kedua pada tahun 2015 setelah lima tahun mengorbit Matahari dan berhasil memasuki orbit.
Pesawat luar angkasa, yang juga dikenal sebagai Venus Climate Orbiter, telah melakukan penelitian sejak saat itu dan menghasilkan beberapa penemuan yang tidak terduga. Namun, pekerjaan ini mungkin akan segera selesai.
Akatsuki yang dalam bahasa Jepang berarti “fajar” telah menyelesaikan misi utamanya. Pesawat luar angkasa tersebut meluncurkan misi tambahan pada tahun 2018, kata Live Science.
Meskipun Akatsuki tidak dapat diselamatkan kali ini, misi tersebut menunjukkan keterampilan pemecahan masalah para insinyur JAXA dan meningkatkan pemahaman kita tentang iklim Venus dan dinamika atmosfer.
Dan meskipun Akatsuki sudah mati, saudara perempuan Bumi mungkin tidak akan luput dari perhatian dalam waktu lama. Pertanyaan tentang mengapa Venus memiliki atmosfer yang begitu kuat, menjadikannya planet terpanas di alam semesta, dan temuan menarik mengenai potensi biomarker di atmosfernya telah membuat Bumi kembali menjadi fokus.
Misi baru, terutama dari NASA, Badan Antariksa Eropa, India dan misi swasta, mungkin akan mencapai Venus pada akhir dekade ini.
(grup/dmi)
Tinggalkan Balasan