Jakarta, jurnalpijar.com —
Amerika Serikat dan Rusia terkejut dengan serangan balasan Ukraina ke Negeri Beruang Merah sejak awal Agustus.
Ukraina telah berhasil mengerahkan ribuan tentaranya, beserta puluhan tank, kendaraan lapis baja, dan peralatan militer lainnya, di beberapa wilayah perbatasan Rusia, khususnya di provinsi Kursk.
Penjabat gubernur Kursk, Alexei Smirnov, mengakui bahwa 28 kota dan desa di wilayah tersebut saat ini berada di bawah kendali Ukraina.
Presiden Volodymyr Zelensky bahkan mengklaim hingga Selasa (13/8), pasukannya menguasai 74 lingkungan di Kursk, Rusia, sekitar 50-170 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Pada Kamis (15/8), Zelensky mengatakan pasukan Ukraina juga telah menduduki kota Suja, 105 kilometer barat daya Kursk.
Panglima militer Ukraina Oleksandr Sirskyi mengatakan pasukan Ukraina maju sejauh 35 kilometer ke wilayah Rusia setelah menduduki Kursk.
Sirski juga mengatakan bahwa pasukan Rusia telah merebut 1.150 kilometer persegi dan 82 pemukiman sejak serangan balasan.
Sirsky bahkan mengatakan Ukraina telah mendirikan kantor komando militer di Suja “untuk menjaga hukum dan ketertiban serta memenuhi kebutuhan prioritas penduduk di wilayah yang dikuasainya,” lapor CNN.
Suja terletak di sebelah terminal gas Rusia, yang merupakan titik utama pengiriman gas dari Rusia ke Eropa melalui Ukraina. Hal ini memicu spekulasi bahwa salah satu tujuan Kiev adalah membatasi sumber pendanaan Moskow yang menguntungkan.
Serangan darat Ukraina telah membuat puluhan ribu warga Rusia mengungsi dari rumah mereka dan menempatkan Rusia dalam posisi sulit ketika mencoba mengusir pasukan Kiev.
Pada hari Rabu pekan ini, drone Ukraina menargetkan empat lapangan udara Rusia dalam serangan terbesar dalam invasi balasan.
Sebuah sumber di dinas keamanan Ukraina mengatakan kepada CNN bahwa serangan itu menargetkan empat pangkalan di wilayah Kursk dan Voronezh di barat daya dan Nizhny Novgorod, di timur Moskow.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan 117 drone jenis pesawat dan empat rudal taktis dihancurkan di Kursk dan wilayah sekitarnya.
Serangan balasan Ukraina ini diyakini telah menimbulkan rasa malu yang besar bagi Rusia karena terjadi ketika Moskow masih menduduki Ukraina.
Beberapa pengamat militer juga mengatakan serangan balik ke Ukraina menandai perubahan taktik yang signifikan bagi Kiev, menandai pertama kalinya pasukan asing memasuki wilayah Rusia sejak Perang Dunia II. (RD/RD)
Tinggalkan Balasan