Menu

Mode Gelap

Internasional · 5 Nov 2024

Topan Shanshan Mendekat, Ribuan Warga Jepang Diminta Mengungsi


					Topan Shanshan Mendekat, Ribuan Warga Jepang Diminta Mengungsi Perbesar

Jakarta, jurnalpijar.com —

Ribuan warga Jepang telah disarankan untuk mengungsi saat negara tersebut bersiap menghadapi topan terkuat tahun ini. Pemerintah Jepang telah mengeluarkan peringatan angin dan topan tertinggi di pulau selatan Kyushu.

“Topan Shanshan diperkirakan mencapai Kyushu selatan pada Kamis (29/8) dengan kekuatan yang sangat kuat dan dapat memicu tanah longsor,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi, menurut laporan AFP.

“Angin kencang, gelombang tinggi, dan gelombang badai pada tingkat yang belum pernah dialami banyak orang sebelumnya diperkirakan mungkin terjadi,” kata juru bicara pemerintah Hayashi.

Badai datang dengan hembusan angin hingga 252 kilometer per jam dan hujan lebat meluas. Hal ini mendorong raksasa otomotif Toyota menghentikan produksi di 14 pabriknya.

Tak hanya itu, tiga orang tewas setelah tanah longsor mengubur sebuah rumah di Gamagori, sebuah kota di tengah Prefektur Aichi, lapor kantor berita Kyodo Jepang Kamis (29/8) pagi JPT.

Korban tewas termasuk sepasang suami istri berusia 70an tahun dan seorang putra berusia 30 tahun, sementara dua anak perempuan dewasa berusia 40an selamat karena luka-luka.

Sementara itu, di Kyushu bagian selatan, Badan Meteorologi Jepang (JMA) memperkirakan curah hujan sebesar 1.100 milimeter (43 inci) dalam 48 jam hingga Jumat (39/8) pagi, sekitar setengah rata-rata tahunan di wilayah yang mencakup wilayah Kagoshima dan Miyazaki. .

JMA juga mengeluarkan “peringatan khusus” tertinggi untuk topan parah, ombak besar, dan gelombang pasang di beberapa bagian wilayah Kagoshima, dan para pejabat di sana menyarankan evakuasi terhadap 56.000 orang.

Video dari lembaga penyiaran publik NHK TV menunjukkan genteng beterbangan dari rumah, jendela pecah, dan pohon tumbang.

Seorang warga Miyazaki mengatakan kepada NHK: “Atap carport kami hancur total. Saya tidak berada di rumah saat kejadian itu terjadi, namun anak-anak saya mengatakan bahwa mereka merasakan guncangan yang sangat keras sehingga mereka mengira itu adalah gempa bumi. Sudah tiba”.

“Saya kaget. Itu di luar imajinasi kami,” ujarnya.

Satoshi Sugimoto, kepala ahli meteorologi JMA, mengatakan pada konferensi pers bahwa peringatan tersebut mengindikasikan bahwa “kemungkinan (topan) menyebabkan bencana besar sangat tinggi.”

Situasi tersebut membuat Japan Airlines membatalkan 172 penerbangan domestik dan enam penerbangan internasional yang dijadwalkan pada Rabu (28/8) dan Kamis (29/8).

Sementara itu, maskapai ANA telah membatalkan 219 penerbangan domestik dan empat penerbangan internasional sejak 28 Agustus hingga Jumat (30/8). Sekitar 25.000 orang terkena dampak pembatalan tersebut.

Sementara itu, di lapangan, Kyushu Railways mengatakan pihaknya menangguhkan beberapa layanan kereta peluru Shinkansen antara Kumamoto dan Kagoshima Chuo mulai Rabu malam dan memperingatkan kemungkinan gangguan lebih lanjut.

Kereta api antara Tokyo dan Fukuoka, kota terpadat di Kyushu, juga dapat dibatalkan minggu ini tergantung kondisi cuaca, kata operator lain.

Shanshan menyusul Topan Ampil, yang mengganggu ratusan penerbangan dan kereta api bulan ini. Meski terjadi hujan lebat, badai tersebut hanya menyebabkan luka dan kerusakan ringan.

Ampil terjadi beberapa hari setelah Badai Tropis Maria membawa rekor curah hujan ke wilayah utara.

Topan di wilayah tersebut terbentuk di dekat pantai, menjadi lebih kuat dan bertahan di daratan untuk jangka waktu yang lebih lama karena perubahan iklim, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu. (AFP/CHRI)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gadis 8 Tahun yang Hilang 19 Hari Ditemukan Tewas di Turki

4 November 2024 - 22:14

Zelensky Tiba di Singapura, Bersiap Pidato dalam Forum Keamanan

2 November 2024 - 16:14

Proyektil Diduga Tewaskan Haniyeh Diselundupkan 2 Bulan Lalu di Iran

2 November 2024 - 05:14

Trending di Internasional