BONTANG – Setelah lima tahun memimpin birokrasi Pemerintah Kota Bontang, Aji Erlynawati akan mengakhiri masa pengabdiannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada awal November 2025. Sosok yang dikenal memiliki karakter tenang namun tegas ini akan menutup karier sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) sejak 2020 dengan berbagai pencapaian dalam menjaga stabilitas pemerintahan di tengah tantangan yang dihadapi.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, memastikan tidak akan terjadi kekosongan jabatan strategis tersebut. Ia telah menunjuk Ahmad Suharto, Asisten Administrasi Umum Setda Bontang, sebagai Pelaksana Jabatan (Pj) Sekda untuk mengisi posisi sementara hingga pejabat definitif terpilih.

“Nanti Pak Harto yang kami tunjuk sebagai Pj Sekda. Jadi, ketika Bu Sekda pensiun, otomatis beliau langsung mengisi jabatan itu. Ia akan menjabat sampai Sekda definitif terpilih,” jelas Neni pada Selasa (14/10/2025).
Hingga pertengahan Oktober, proses seleksi terbuka untuk Sekda definitif belum dibuka. Ketika ditanya mengenai jadwal lelang jabatan, Neni memilih bersikap hati-hati. “Kan ada seleksinya. Nanti aja dilihat. Enggak usah buru-buru,” ucapnya singkat.
Meski proses resmi belum dimulai, sejumlah nama sudah menjadi perbincangan di kalangan ASN. Beberapa kandidat potensial yang disebut-sebut antara lain Kepala DPK Retno Febri Aryanti, Kepala DKP3 Ahmad Aznem, Kepala Disdamkartan Amiluddin, Kepala Kesbangpol Deddy Haryanto, mantan Kepala BPKAD Sony Suwito Adicahyono, Kepala BKPSDM Sudi Priyanto, Kepala DLH Heru Triatmojo, dan Kepala Dinsos dr Toetoek Pribadi Ekowati. Nama-nama tersebut dinilai memiliki rekam jejak yang mumpuni dan pengalaman panjang di pemerintahan.
Merespons dinamika tersebut, Aji Erlynawati menyampaikan harapannya agar penggantinya dapat membawa semangat baru bagi ASN di Kota Taman. Menurutnya, calon Sekda tidak cukup hanya memenuhi persyaratan administratif seperti jabatan eselon II dan usia di bawah 56 tahun.
“Yang paling penting adalah integritas, jiwa pelayanan, dan semangat membangun Kota Taman,” tegas Aji.
Bagi Aji, jabatan Sekda bukan sekadar posisi strategis, melainkan tanggung jawab moral untuk menginspirasi. Ia berharap penerusnya menjadi sosok yang mampu menyalakan semangat kerja dan membangun kebersamaan di lingkungan ASN.
“Sekda itu bukan sekadar administrator, tapi juga motor penggerak. ASN perlu pemimpin yang bisa membuat mereka bekerja dengan hati,” ungkapnya. (*)