Jakarta, jurnalpijar.com —
Seorang mantan pejabat intelijen militer AS mengaku memutuskan mundur karena tidak tahan dengan agresi Israel terhadap Jalur Gaza di Palestina.
Mayor Angkatan Darat AS Harrison Mann pada Senin (13 Mei) menerbitkan surat yang menjelaskan kepada rekan-rekannya di Badan Intelijen Pertahanan (DIA) bahwa pengunduran dirinya pada November lalu adalah akibat dukungan AS terhadap agresi Israel di Gaza.
Ia juga mengatakan alasan keluarnya DIA karena dampak konflik Timur Tengah terhadap rakyat Palestina.
Mann mengatakan dia merasa malu dan bersalah karena membantu dan bersekongkol dengan kebijakan AS yang menurutnya berkontribusi terhadap pembunuhan massal warga Palestina.
“Terlepas dari pembenarannya, Anda mempromosikan kebijakan yang memungkinkan anak-anak kelaparan secara massal,” tulis Mann.
Mann sendiri mengaku kini berani membeberkan alasan tersebut karena takut melanggar standar profesional DIA.
“Saya takut. Saya takut melanggar standar profesi kita. Saya takut mengecewakan petugas yang saya hormati. Saya khawatir Anda merasa dikhianati. Saya yakin ada di antara Anda yang merasa dikhianati. “jadi saat membaca ini,” tulis Mann. Pemantauan Timur Tengah (MEMO).
Badan Intelijen Pertahanan belum menanggapi permintaan komentar.
Mann adalah pejabat DIA pertama yang mengundurkan diri karena dukungan AS untuk Israel.
Beberapa pekan lalu, Hala Rharrit, mantan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, juga mengaku melepaskan karir diplomatiknya karena merasa berada di pihak yang salah.
Invasi Israel ke Jalur Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.
Jumlah korban tewas baru-baru ini telah memicu protes pro-Palestina di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat. Rencana serangan Israel terhadap Rafah, tempat 1,3 juta warga Palestina mengungsi, juga meningkatkan kemarahan publik.
Di saat yang sama, Presiden AS Joe Biden akhirnya memutuskan untuk menghentikan paket bantuan senjata ke Israel. (blq/rds/bac)
Tinggalkan Balasan