Jakarta, jurnalpijar.com —
Tim perunding Israel telah menyatakan “optimisme yang hati-hati” mengenai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza setelah dimulainya perundingan di Doha, Qatar.
Ungkapan ini ditunjukkan ketika Anda merasa ada alasan untuk mengharapkan hasil yang baik, meskipun Anda tidak mengharapkan kesuksesan.
“Partai tersebut menyatakan optimisme yang hati-hati kepada Perdana Menteri tentang kemungkinan kemajuan dalam perjanjian berdasarkan proposal terbaru Amerika Serikat,” demikian pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu (17/8), dikutip dari Reuters. AFP.
Dalam usulan negosiasi akhir perang yang diajukan Israel, salah satunya menyangkut keinginan negara Zionis untuk mempertahankan kekuatan militer di Jalur Gaza. Israel ingin tetap menguasai perbatasan Gaza dengan Mesir.
Tak hanya itu, negara Zionis juga ingin mengalihkan hak veto kepada tahanan Palestina, dan berhak mendeportasi banyak tahanan Palestina dibandingkan memulangkan mereka ke negaranya tanpa pengadilan.
Namun Hamas menolak persyaratan baru Israel. Hamas menginginkan gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, pemulangan pengungsi secara normal, dan perjanjian pertukaran tahanan.
“Ada harapan bahwa tekanan yang lebih besar terhadap Hamas dari Amerika Serikat dan mediator akan mengakhiri penolakan mereka terhadap proposal Amerika, yang memungkinkan negosiasi,” kata kantor Perdana Menteri Netanyahu.
Para negosiator yakni Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat berupaya menyelesaikan rincian kerangka kerja yang diumumkan Presiden AS Joe Biden pada Mei lalu. Mereka mengklaim perundingan dua hari di Doha berlangsung serius dan konstruktif.
Dalam pernyataan bersama, mediator mengatakan Amerika Serikat mengajukan “proposal akhir” yang dapat segera dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan.
Tekanan diplomatik terhadap Israel untuk menyetujui diakhirinya perang telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Saat ini, sejak 7 Oktober 2023, kekerasan Israel telah menewaskan lebih dari 40 ribu warga Palestina, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
(sebelum/sebelumnya)
Tinggalkan Balasan