Menu

Mode Gelap

Nasional · 14 Sep 2024

Mulai Panik, Orang Tua Mau Keluarkan Anak dari Daycare Wensen School


					Mulai Panik, Orang Tua Mau Keluarkan Anak dari Daycare Wensen School Perbesar

Depok, jurnalpijar.com –

Sejumlah orang tua berencana mengeluarkan anaknya dari Wensen School Indonesia setelah muncul dugaan penganiayaan terhadap anak laki-laki berusia dua tahun di taman kanak-kanak.

Orang tua berinisial A mengaku memiliki anak berusia 2 tahun 6 bulan yang baru dua minggu berada di taman kanak-kanak.

“Anak saya baru dua minggu di sini, dia mengikuti 5 atau 6 sesi dan sekolahnya pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat dan kami sebagai orang tua juga panik,” kata A kepada Winsen School, Depok, Jawa Barat. Rabu (31/7).

Ia berniat mengeluarkan anaknya dari Sekolah Wensen usai insiden dugaan penyerangan tersebut.

“Itu pasti. Hentikan saja. Saya sebagai kepala keluarga berhenti saja,” ucapnya.

Selain itu, A mengaku juga khawatir anaknya ikut menjadi korban. Ia bercerita, di hari-hari pertama anaknya masuk Sekolah Winson, ia selalu menangis.

“Bayi saya datang ke sini sambil menangis untuk pertama kalinya. Ini normal. Kami baru saja mengenal satu sama lain. Kami tidak memiliki pikiran di hati kami. Wah, ada apa dengan bayi di dalam? Kami tiba di sini. Aku sudah merasakannya,” kataku pada istriku sejak awal. “Kok bisa anak nangis terus setiap mau masuk dan ada kabar,” kata A.

Orang tua lain yang berinisial O pun berniat mendaftarkan anaknya ke Sekolah Wensen. Ia mengatakan, putranya yang berusia lima tahun baru lima hari aktif di Sekolah Winsen.

Katanya: “Masuk sekolah jam 7 sampai jam 11. Ya seperti biasa sekolah biasa saja, tapi kadang ada kunjungan ke luar.”

Dijelaskannya, biaya masuk Sekolah Winsen sekitar Rp3 juta untuk biaya masuk dan biaya bulanan sekitar Rp500.000.

“Ini juga yang ingin saya tanyakan apakah bisa mendapatkan refund karena baru 5 hari saya menerima bayi saya,” ujarnya.

Sebelumnya, seorang balita berusia dua tahun ditendang, dipukuli, bahkan ditikam di sebuah taman kanak-kanak di Depok, Jawa Barat. Apa yang dialami bocah itu berdasarkan kisah ibu R.D.

RD mengaku baru mengetahui anaknya menjadi korban pada Rabu (24/7) setelah mendapat informasi dari guru sekolah.

Mendapat peringatan tersebut, RD kemudian meninjau rekaman CCTV di kamar bayi. Alhasil, ia mengetahui putrinya menjadi korban kekerasan pada Senin (21/7).

“Setelah kami periksa, memang ada bukti kamera pengintai. Pada tanggal 10 Juni 2024, anak saya mengalami kekerasan berupa pemukulan di beberapa bagian tubuh, kemudian ditendang di bagian perut hingga terjatuh, dan kemudian dia. juga ditusuk di Aad,” ujarnya..

Peristiwa itu dilaporkan ke Polres Depok. (Yuya/Jill)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Walkot Ajak Anak Muda Semarang Jadi Agen Ketahanan Pangan

6 November 2024 - 03:15

Muhadjir Kunjungi Brazil Belajar Program Makan Siang Gratis

5 November 2024 - 19:15

MKD Panggil Redaksi Tempo soal Berita Suap Kuota Haji di DPR

5 November 2024 - 13:16

Trending di Nasional